Medan (SIB)
Asap tebal disertai debu masih terlihat keluar dari kawah Gunung Sinabung,
Sabtu (28/8) pagi. Akibatnya, ratusan warga dari lima desa di Kecamatan Naman
Teran, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara (Sumut) masih takut pulang ke
rumah.
Berdasarkan pantauan di lapangan, sedikitnya 500 warga dari Desa
Sigaranggarang, Kuta Rakyat, Bekerah Simacem, Gutagugung dan Desa Suka Nalu,
masih mengungsi di Pendopo Bupati Tanah Karo di Jl Veteran, Brastagi.
Warga menginap mencari perlindungan dengan cara mengungsi ke pendopo sejak
Jumat (27/8) malam pukul 20.00 WIB. Untuk memenuhi kebutuhan sahur, sebagian
warga yang beragama Islam terpaksa membuat dapur umum di sekitar pendopo untuk
kebutuhan makan sahur pada Sabtu subuh.
Salah seorang warga, Edi Ginting mengatakan, tidak akan pulang ke rumahnya di
Desa Suka Nalu, sebelum pemerintah setempat mengeluarkan pernyataan resmi
terkait aktivitas dan keamanan Gunung Sinabung.
“Kami tetap menginap di pendopo ini nanti malam. Masalahnya Gunung Sinabung
belum pernah mengeluarkan asap dan debu setinggi itu sebelumnya. Kami takut
bila Gunung Sinabung meledak,” kata Ginting.
Para Guru Masih Mengungsi, Sekolah Dekat Gunung Sinabung Diliburkan
Sekolah-sekolah di dekat Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut)
banyak diliburkan hari ini. Gara-garanya, banyak guru yang masih mengungsi
akibat keluarnya asap dari Gunung Sinabung.
“Hari ini sekolah-sekolah pada diliburkan semua. Ada satu dua SMP di
Sigarang-garang libur semua. Dari pemberitahuan anak-anak gurunya belum pulang
dari ngungsi,” ujar Terkelin Sembiring, warga Desa Kuta Gugung, Kecamatan Naman
Teran, Kabupaten Karo kepada detikcom, Sabtu (28/8).
Aktivitas penduduk pun, imbuh Terkelin, baru pulih 30 persen. Masih banyak
warga yang bertahan di tempat mengungsi di pendopo Kabupaten Karo.
Hingga hari ini, imbuh Terkelin, Gunung Sinabung masih mengeluarkan asap putih
kendati tidak setebal asap yang dikeluarkan pada Jumat kemarin. Bau belerang
juga masih menyengat. Terkelin mengeluhkan tak adanya bantuan kesehatan dari
pemerintah daerah, padahal penduduk di sekitar gunung banyak yang mengalami
sesak napas karena bau belerang.
“Setidaknya mereka (Pemda) kirimkan tim kesehatan dan memberi tahu apa yang
sebaiknya dilakukan. Disuruh memakai masker dari mana. Mestinya dikasih
petunjuk, apa sapu tangan dikasih air atau bagaimana. Orang-orang sudah
mengalami sesak bernafas,” keluh Terkelin.
PVMBG Imbau Warga Dekat Gunung Sinabung Tak Panik, Cukup Pakai Masker
Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut) yang berasap
kemungkinan kecil untuk meletus karena termasuk gunung berapi tipe B.
Masyarakat Kabupaten Karo, Sumatera Utara diimbau tak panik dan cukup
mengenakan masker.
“Masyarakat tidak perlu panik mengungsi. Jadi hujan abu ya pakai masker saja
dan tutup tempat air untuk minum,” ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi (PVMBG) Surono.
Abu atau asap yang keluar dari Gunung Sinabung, jelas Surono, mengandung
belerang. Namun abu itu sama sekali tidak berbahaya, tidak seperti ‘wedhus
gembel’ atau awan panas yang keluar dari Gunung Merapi di Yogyakarta.
“Abu mengandung belerang, ya paling kalau nempel di daun, mati daunnya. Tapi
tidak membahayakan, tidak perlu mengungsi,” imbaunya.
Imbauan ini, lanjut Surono, sudah disampaikan kepada Dinas Energi dan
Pertambangan Sumut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sumut dan
Kesbang Linmas setempat.
PVMBG sendiri, akan mengirim tim untuk memantau aktivitas Gunung Sinabung pada
Sabtu 29 Agustus hari ini.
“Tim ahli dari Bandung akan kami kirim untuk pasang peralatan di sana, meneliti
apa memang aktivitasnya menerus apa hanya temporer,” tandas dia.
PVMBG: Ada Aktivitas, Namun Kecil Kemungkinan Gunung Sinabung Meletus
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) membenarkan ada
aktivitas vulkanik yang terjadi di Gunung Sinabung. Namun, kecil kemungkinan
gunung tersebut meletus.
Dijelaskan Surono, bahwa di Sumatera Utara terdapat 4 gunung berapi berdekatan
letaknya.
Yaitu Gunung Pusuk Bukit yang bertipe C, Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung
bertipe B serta Gunung Sorik Marapi bertipe A.
“Artinya tipe B, gunung api yang sejak tahun 1600 tidak dikenali letusannya.
Bahwa di situ ada manifestasi sulfatara (belerang) dan fumarol (asap/uap air),
karena gunung api tersebut aktif, dengan tipe B. Artinya gunung api itu
dikategorikan tidak berbahaya,” ujar Surono.
Sedangkan gunung berapi tipe A, adalah gunung berapi yang pernah meletus
sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600. Dan gunung api tipe C adalah
gunung berapi yang tidak diketahui pernah meletus dalam sejarah namun ada
aktivitas sulfatara dan fumarol yang lemah.
Karena itu, PVMBG tidak melakukan pemantauan yang terus menerus seperti yang
dilakukan terhadap Gunung Sorik Marapi.
Nah, keluarnya asap dari Gunung Sinabung, Surono menjelaskan ada hujan lebat
sebelumnya di kawasan itu.
“Air banyak masuk di kawah Sinabung. Air kemudian menjadi uap air bertekanan
tinggi dan membawa material berupa abu. Lantas angin membawa abu ke arah
Tenggara, karena bukaan kawah Sinabung ke Tenggara,” jelas Surono. (detikcom/n)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih karena sudah memberikan kritik maupun saran ...Sukses buat anda.